Inilah kisah yang ku ukir di atas
kertas pudar yang ku punya. Tak ada goresan tinta pelangi nan indah, yang ada
hanyalah goresan tinta hitam yang menoda. Tak ada kisah bahagia disana, yang
ada hanyalah kisah sedih tak berharga. Tak ada kata indah yang terlukis di
sana, yang ada hanyalah kata sedih penuh luka. Tak ada seulas senyum yang
terlihat, hanya terlihat bayang tangis yang tersisa. Mungkin aku bukanlah orang
yang sempurna. Aku tak sepenuhnya bisa percaya. Ego yang begitu besar dalam
diriku, semakin membuatku terjatuh dan terjelembab ke dalam jurang kesendirian.
Aku yang selalu menulis kisah hitamku di atas lembaran kertas pudar ini. Menyalurkan
segala emosi yang teredam. Aku yang tak mau berbagi mengambarkan pelangi nan
indah di langit. Aku yang hanya selalu terpaku pada warna putih hitam dan
abu-abu.
Sebuah mimpi kembali pudar dalam
anganku. Ketika ku lihat teman-temanku satu-persatu meraih impian mereka.
Mengapai setiap bintang harapan dan mimpinya yang telah menjadi nyata. Bukan
aku tak bahagia ketika teman-temanku yang dapat meraih impian mereka. Hanya
saja aku merasa kecewa terhadap diriku sendiri. Merasa marah dan bersedih atas
apa yang terjadi pada diriku. Lihatlah ke arah ku, dimana aku masih tetap
berdiri di sini. Tak pernah sedikitpun aku beranjak dari tempatku berpijak ini.
Selalu berdiri menanti dan menanti. Ingin rasanya aku berteriak dan menangis
sekencang-kencangnya. Mencoba melepaskan segala penat dan sesak yang ada dalam
hatiku ini.
Aku kehilangan semangatku untuk
bermimpi. Karena merasa tak pantas untuk memiliki dan memperjuangkan mimpiku
sendiri. Mimpi yang telah ku rangkai di masa lalu ku dulu. Mimpi yang dulu
selalu ku elu-elukan serta ku banggakan. Kini impianku itu terlihat begitu jauh
hingga ku rasa aku tak lagi sangup untuk mengapainya. Bahkan kini aku merasa kalah
bahkan sebelum bertanding. Aku yang terjatuh meski belum berdiri tegak. Aku
yang tak lagi sangup untuk bermimpi. Aku yang tak bisa terbang dengan
sayap-sayap patah milikku menuju langit harapan dan imipan. Kini yang tersisa
hanyalah sisa-sisa harapan dan impian yang mulai memudar hilang. Hancur
terbuang dan melayang pergi.
0 komentar:
Posting Komentar