Kamis, 08 November 2012

My Story Part I


Inilah kisah yang ku ukir di atas kertas pudar yang ku punya. Tak ada goresan tinta pelangi nan indah, yang ada hanyalah goresan tinta hitam yang menoda. Tak ada kisah bahagia disana, yang ada hanyalah kisah sedih tak berharga. Tak ada kata indah yang terlukis di sana, yang ada hanyalah kata sedih penuh luka. Tak ada seulas senyum yang terlihat, hanya terlihat bayang tangis yang tersisa. Mungkin aku bukanlah orang yang sempurna. Aku tak sepenuhnya bisa percaya. Ego yang begitu besar dalam diriku, semakin membuatku terjatuh dan terjelembab ke dalam jurang kesendirian. Aku yang selalu menulis kisah hitamku di atas lembaran kertas pudar ini. Menyalurkan segala emosi yang teredam. Aku yang tak mau berbagi mengambarkan pelangi nan indah di langit. Aku yang hanya selalu terpaku pada warna putih hitam dan abu-abu.


Sebuah mimpi kembali pudar dalam anganku. Ketika ku lihat teman-temanku satu-persatu meraih impian mereka. Mengapai setiap bintang harapan dan mimpinya yang telah menjadi nyata. Bukan aku tak bahagia ketika teman-temanku yang dapat meraih impian mereka. Hanya saja aku merasa kecewa terhadap diriku sendiri. Merasa marah dan bersedih atas apa yang terjadi pada diriku. Lihatlah ke arah ku, dimana aku masih tetap berdiri di sini. Tak pernah sedikitpun aku beranjak dari tempatku berpijak ini. Selalu berdiri menanti dan menanti. Ingin rasanya aku berteriak dan menangis sekencang-kencangnya. Mencoba melepaskan segala penat dan sesak yang ada dalam hatiku ini. 

Aku kehilangan semangatku untuk bermimpi. Karena merasa tak pantas untuk memiliki dan memperjuangkan mimpiku sendiri. Mimpi yang telah ku rangkai di masa lalu ku dulu. Mimpi yang dulu selalu ku elu-elukan serta ku banggakan. Kini impianku itu terlihat begitu jauh hingga ku rasa aku tak lagi sangup untuk mengapainya. Bahkan kini aku merasa kalah bahkan sebelum bertanding. Aku yang terjatuh meski belum berdiri tegak. Aku yang tak lagi sangup untuk bermimpi. Aku yang tak bisa terbang dengan sayap-sayap patah milikku menuju langit harapan dan imipan. Kini yang tersisa hanyalah sisa-sisa harapan dan impian yang mulai memudar hilang. Hancur terbuang dan melayang pergi. 

0 komentar:

Posting Komentar